Skip to main content

Rekomendasi Buku Self Improvement Penulis Korea

 

Belakangan ini, tidak hanya tentang K-pop atau K-drama, tapi buku-buku pengembangan diri yang ditulis oleh penulis Korea Selatan juga menjamur dan menjadi terkenal di Indonesia. Bahkan, beberapa diantaranya ada yang menjadi best seller. Buku ini mengajak para pembaca untuk lebih mencintai dirinya sendiri, sehingga berhasil mencuri hati pembaca dan menduduki posisi tersendiri di hati para pembaca. Penasaran, kan, dengan judul-judul bukunya? Berikut ini adalah judul-judul bukunya!

1.     I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki

 

Judulnya yang cukup panjang dan menarik ini membuat orang-orang bertanya-tanya apa kira-kira isi dalam buku ini. Buku ini ditulis oleh Baek Se Hee, yang isinya antara lain adalah percakapan dan hasil konsultasi penulis dengan psikiaternya. Baek Se Hee, penulis buku ini mengalami distimia sehingga ia berkonsultasi dengan psikiaternya, dan ia mulai menulis buku ini. Buku ini merupakan esai pengembangan diri yang mengajak para pembacanya untuk belajar lebih mencintai diri sendiri. Buku ini sudah diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Haru pada tahun 2019 untuk seri pertamanya, dan tahun 2020 untuk seri keduanya. Buku ini juga menjadi booming di negara lain, karena pernah dibaca dan direkomendasikan oleh salah satu anggota grup BTS, RM (Kim Namjoon).

2.     Hidup Apa Adanya

hidup apa adanya

Seperti bisa dilihat dari judulnya, isi buku ini mengajak para pembaca untuk tidak terlalu cemas akan pendapat dan penilaian orang lain terhadap diri kita dan menjalani hidup apa adanya. Terkadang, kita selalu memikirkan ucapan orang lain terhadap diri kita, sehingga tanpa kita sadari, kita mulai menjalani hidup berdasarkan penilaian orang lain dan membuat kita lelah. Melalui buku ini, kita akan diajak untuk belajar hidup apa adanya tanpa terlalu memikirkan perkataan orang lain terhadap diri kita. Buku ini ditulis oleh Kim Suhyun dan sudah diterbitkan di Indonesia oleh TransMedia Pustaka pada tahun 2020 lalu. Salah satu anggota BTS, Jungkook juga membaca buku ini, lho!

3.     Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang

Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang

Terkadang, kita terlalu memaksakan diri untuk membuat orang lain senang, sampai kita lupa dengan fakta bahwa tidak mungkin membuat semua orang senang. Dan hal itu normal! Apapun yang kita lakukan, pasti akan ada orang yang tidak senang, dan kitapun juga tidak bisa memaksa agar orang tersebut menyukai kita. Esai karya Jeong Moon Jeong mengajak kita untuk belajar menolak permintaan orang lain dengan elegan dan juga mencintai diri sendiri. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2019 silam, dan merupakan salah satu buku pengembangan diri yang layak untuk dibaca.

4.     Siapa yang Akan Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Dari judulnya saja, buku ini sudah membuat kita merefleksikan dan merenungkan kehidupan yang sudah kita jalani. Melalui buku ini, penulisnya, Kim Sang Hyun, hendak menyampaikan pesan agar kita selalu berbuat baik agar kita juga dikelilingi oleh banyak orang baik yang akan datang pada hari pemakaman kita. Esai ini sudah diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Haru pada tahun 2020 dan cukup menyita perhatian karena judulnya yang menarik.

5.     How To Respect Myself

How To Respect Myself Seni Menghargai Diri Sendiri

Buku ini akan mengajak para pembacanya untuk belajar mengendalikan emosi dan lebih menghargai dirinya sendiri dengan cara memperbaiki pemikiran tentang diri sendiri. Buku ini ditulis oleh Yoon Hong Gyun dan sudah diterbitkan oleh TransMedia Pustaka. Melalui buku ini, Yoon Hong Gyun mengajak para pembacanya untuk lebih mencintai diri sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.

Nah, di atas merupakan 5 buku pengembangan diri atau self improvement karya penulis Korea Selatan yang mengajak para pembacanya untuk lebih mencintai dirinya sendiri. Untuk kalian yang sedang belajar untuk mencintai diri sendiri, buku-buku tersebut pas banget untuk dibaca di waktu senggang. Jangan lupa masukkan ke list bacaan kamu, ya!

 

Sumber gambar:

http://www.penerbitharu.com/buku/i-want-to-die-but-i-want-to-eat-tteokpokki/

http://www.penerbitharu.com/buku/i-want-to-die-but-i-want-to-eat-tteokpokki-2/

https://transmediapustaka.com/product/hidup-apa-adanya/

https://www.gpu.id/book-detail/92849/tak-mungkin-membuat-semua-orang-senang

http://www.penerbitharu.com/buku/siapa-yang-datang-ke-pemakamanku-saat-aku-mati-nanti/

https://transmediapustaka.com/product/how-to-respect-myself-seni-menghargai-diri-sendiri/

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Les Bahasa Korea di King Sejong Institute Center (KSIC Jakarta)

 안녕하세요 친구들~ Pada kesempatan kali ini, aku mau cerita-cerita tentang pengalamanku belajar bahasa Korea lewat lembaga resmi, yaitu King Sejong Institute.  Singkatnya, sejak tahun 2017 itu, aku udah mulai belajar bahasa Korea secara otodidak, tapi waktu itu buat seru-seruan aja, sebatas buat hobi aja. Tapi, setelah kuliah, tepatnya di tahun 2019, aku mulai memutuskan untuk mulai serius belajar bahasa Korea. Akhirnya, aku mulai cari-cari tempat kursus lewat internet. Dan akhirnya... aku nemu King Sejong Institute, yang merupakan lembaga untuk belajar bahasa Korea, dibawah naungan pemerintah Korea. Di sini, ada 8 level yang bisa diambil. Satu level itu durasinya 1 semester atau sekitar 4-5 bulan (karena ada potongan libur semester). Jadi, kalau dihitung-hitung, kalau mau tamatin sampai level 8, butuh waktu sekitar 4 tahun. Level-levelnya itu dibagi yang Dasar, yaitu Sejong 1 (1A) sampai Sejong 4 (2B) dan Menegah, yaitu Sejong 5 (Int 1A) sampai Sejong 8 (Int 2B). Kalau daftarnya lan...

How I Got the GKS G 2025 Scholarship | 2025년 정부초청 외국인 장학생 얻은 법

 안녕하세요! 만나서 반갑습니다~ Back in high school, I fell in love with Korean dramas and dreamed of majoring in Korean Literature someday. But after lots of thinking (and a bit of fear), I chose to study Korean in a language course instead of university. To be honest? I regret that decision. After studying Korean in a language course for about 5 years, I felt my skills had improved a lot but still not enough for a real working environment. Last year, I took the TOPIK II exam without expecting much. My only hope was to pass and maybe get level 4 out of 6. But when the results came out… I got level 5...  I was happy, but also a little confused. I didn’t think I was that good. Maybe I was just lucky with a few guesses 😅 Still, it gave me confidence to dream a little bigger. Last January, when I found out the GKS Graduate Scholarship 2025 was open, I decided to try my luck. To match my long-time passion for Korean, I chose Korean Language and Literature as my major. I even prepared my stu...